وَاِنْفَاتَكُمْشَيْءٌمِّنْاَزْوَاجِكُمْاِلَىالْكُفَّارِفَعَاقَبْتُمْفَاٰتُواالَّذِيْنَذَهَبَتْاَزْوَاجُهُمْمِّثْلَمَآاَنْفَقُوْاوَاتَّقُوااللّٰهَالَّذِيْٓاَنْتُمْبِهٖمُؤْمِنُوْنَ١١
wa‑in faatakum syay‑un min azwaajikum ilaa alkuffaari fa'aaqabtum fa‑aatuu alladziina dzahabat azwaajuhum mitsla maa anfaquu wattaquu allaaha alladzii antum bihi mu'minuuna
Dan jika ada sesuatu (pengembalian mahar) yang belum kamu selesaikan dari istri-istrimu yang lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu dapat mengalahkan mereka maka berikanlah (dari harta rampasan) kepada orang-orang yang istrinya lari itu sebanyak mahar yang telah mereka berikan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah yang kepada-Nya kamu beriman. [11]
— Kementerian Agama Republik Indonesia