۞فَمَالَكُمْفِىالْمُنٰفِقِيْنَفِئَتَيْنِوَاللّٰهُاَرْكَسَهُمْبِمَاكَسَبُوْااَتُرِيْدُوْنَاَنْتَهْدُوْامَنْاَضَلَّاللّٰهُوَمَنْيُّضْلِلِاللّٰهُفَلَنْتَجِدَلَهٗسَبِيْلًا٨٨
famaa lakum fii almunaafiqiina fi‑atayni waallaahu arkasahum bimaa kasabuu aturiiduuna an tahduu man adhalla allaahu waman yudhlili allaahu falan tajida lahu sabiilaan
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran), disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. [88]
— Kementerian Agama Republik Indonesia