فَبِمَانَقْضِهِمْمِّيْثَاقَهُمْوَكُفْرِهِمْبِاٰيٰتِاللّٰهِوَقَتْلِهِمُالْاَنْۢبِيَاۤءَبِغَيْرِحَقٍّوَّقَوْلِهِمْقُلُوْبُنَاغُلْفٌبَلْطَبَعَاللّٰهُعَلَيْهَابِكُفْرِهِمْفَلَايُؤْمِنُوْنَاِلَّاقَلِيْلًا١٥٥
fabimaa naqdhihim miitsaaqahum wakufrihim bi‑aayaati allaahi waqatlihimu al‑anbiyaa‑a bighayri haqqin waqawlihim quluubunaa ghulfun bal thaba'a allaahu 'alayhaa bikufrihim falaa yu'minuuna illaa qaliilaan
Maka (Kami hukum mereka), karena mereka melanggar perjanjian itu, karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah, dan karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan karena mereka mengatakan, "Hati kami tertutup." Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman, [155]
— Kementerian Agama Republik Indonesia