وَالّٰتِيْيَأْتِيْنَالْفَاحِشَةَمِنْنِّسَاۤىِٕكُمْفَاسْتَشْهِدُوْاعَلَيْهِنَّاَرْبَعَةًمِّنْكُمْفَاِنْشَهِدُوْافَاَمْسِكُوْهُنَّفِىالْبُيُوْتِحَتّٰىيَتَوَفّٰىهُنَّالْمَوْتُاَوْيَجْعَلَاللّٰهُلَهُنَّسَبِيْلًا١٥
waallaatii ya'tiina alfaahisyata min nisaa‑ikum fastasyhiduu 'alayhinna arba'atan minkum fa‑in syahiduu fa‑amsikuuhunna fii albuyuuti hattaa yatawaffaahunna almawtu aw yaj'ala allaahu lahunna sabiilaan
Dan para perempuan yang melakukan perbuatan keji di antara perempuan-perempuan kamu, hendaklah terhadap mereka ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Apabila mereka telah memberi kesaksian, maka kurunglah mereka (perempuan itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya. [15]
— Kementerian Agama Republik Indonesia