فَقَالُوْارَبَّنَابٰعِدْبَيْنَاَسْفَارِنَاوَظَلَمُوْٓااَنْفُسَهُمْفَجَعَلْنٰهُمْاَحَادِيْثَوَمَزَّقْنٰهُمْكُلَّمُمَزَّقٍاِنَّفِيْذٰلِكَلَاٰيٰتٍلِّكُلِّصَبَّارٍشَكُوْرٍ١٩
faqaaluu rabbanaa baa'id bayna asfaarinaa wazhalamuu anfusahum faja'alnaahum ahaadiitsa wamazzaqnaahum kulla mumazzaqin inna fii dzaalika laaayaatin likulli shabbaarin syakuurin
Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami," dan (berarti mereka) menzalimi diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka bahan pembicaraan dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sabar dan bersyukur. [19]
— Kementerian Agama Republik Indonesia