لَاتَجْعَلُوْادُعَاۤءَالرَّسُوْلِبَيْنَكُمْكَدُعَاۤءِبَعْضِكُمْبَعْضًاقَدْيَعْلَمُاللّٰهُالَّذِيْنَيَتَسَلَّلُوْنَمِنْكُمْلِوَاذًافَلْيَحْذَرِالَّذِيْنَيُخَالِفُوْنَعَنْاَمْرِهٖٓاَنْتُصِيْبَهُمْفِتْنَةٌاَوْيُصِيْبَهُمْعَذَابٌاَلِيْمٌ٦٣
laa taj'aluu du'aa‑a alrrasuuli baynakum kadu'aa‑i ba'dhikum ba'dhan qad ya'lamu allaahu alladziina yatasallaluuna minkum liwaadzan falyahdzari alladziina yukhaalifuuna 'an amrihi an tushiibahum fitnatun aw yushiibahum 'adzaabun aliimun
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [63]
— Kementerian Agama Republik Indonesia