اِنَّالَّذِيْنَجَاۤءُوْبِالْاِفْكِعُصْبَةٌمِّنْكُمْلَاتَحْسَبُوْهُشَرًّالَّكُمْبَلْهُوَخَيْرٌلَّكُمْلِكُلِّامْرِئٍمِّنْهُمْمَّااكْتَسَبَمِنَالْاِثْمِوَالَّذِيْتَوَلّٰىكِبْرَهٗمِنْهُمْلَهٗعَذَابٌعَظِيْمٌ١١
inna alladziina jaa‑uu bil‑ifki 'ushbatun minkum laa tahsabuuhu syarran lakum bal huwa khayrun lakum likulli imri‑in minhum maa iktasaba mina al‑itsmi waalladzii tawallaa kibrahu minhum lahu 'adzaabun 'azhiimun
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula). [11]
— Kementerian Agama Republik Indonesia