وَجَعَلْنَاالسَّمَاۤءَسَقْفًامَّحْفُوْظًاوَهُمْعَنْاٰيٰتِهَامُعْرِضُوْنَ٣٢
waja'alnaa alssamaa‑a saqfan mahfuuzhan wahum 'an aayaatihaa mu'ridhuuna
Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain). [32]
— Kementerian Agama Republik Indonesia