لَاهِيَةًقُلُوْبُهُمْوَاَسَرُّواالنَّجْوَىالَّذِيْنَظَلَمُوْاهَلْهٰذَآاِلَّابَشَرٌمِّثْلُكُمْاَفَتَأْتُوْنَالسِّحْرَوَاَنْتُمْتُبْصِرُوْنَ٣
laahiyatan quluubuhum wa‑asarruu alnnajwaa alladziina zhalamuu hal haadzaa illaa basyarun mitslukum afata'tuuna alssihra wa‑antum tubshiruuna
Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, "(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?" [3]
— Kementerian Agama Republik Indonesia