اِنْاَحْسَنْتُمْاَحْسَنْتُمْلِاَنْفُسِكُمْوَاِنْاَسَأْتُمْفَلَهَافَاِذَاجَاۤءَوَعْدُالْاٰخِرَةِلِيَسٗۤـُٔوْاوُجُوْهَكُمْوَلِيَدْخُلُواالْمَسْجِدَكَمَادَخَلُوْهُاَوَّلَمَرَّةٍوَّلِيُتَبِّرُوْامَاعَلَوْاتَتْبِيْرًا٧
in ahsantum ahsantum li‑anfusikum wa‑in asa'tum falahaa fa‑idzaa jaa‑a wa'du al‑aakhirati liyasuu‑uu wujuuhakum waliyadkhuluu almasjida kamaa dakhaluuhu awwala marratin waliyutabbiruu maa 'alaw tatbiiraan
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. [7]
— Kementerian Agama Republik Indonesia