نَحْنُاَعْلَمُبِمَايَسْتَمِعُوْنَبِهٖٓاِذْيَسْتَمِعُوْنَاِلَيْكَوَاِذْهُمْنَجْوٰٓىاِذْيَقُوْلُالظّٰلِمُوْنَاِنْتَتَّبِعُوْنَاِلَّارَجُلًامَّسْحُوْرًا٤٧
nahnu a'lamu bimaa yastami'uuna bihi idz yastami'uuna ilayka wa‑idz hum najwaa idz yaquulu alzhzhaalimuuna in tattabi'uuna illaa rajulan mashuuraan
Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan engkau (Muhammad), dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang zalim itu berkata, "Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir." [47]
— Kementerian Agama Republik Indonesia