اِنَّمَاالسَّبِيْلُعَلَىالَّذِيْنَيَسْتَأْذِنُوْنَكَوَهُمْاَغْنِيَاۤءُرَضُوْابِاَنْيَّكُوْنُوْامَعَالْخَوَالِفِوَطَبَعَاللّٰهُعَلٰىقُلُوْبِهِمْفَهُمْلَايَعْلَمُوْنَ٩٣
innamaa alssabiilu 'alaa alladziina yasta'dzinuunaka wahum aghniyaa‑u radhuu bi‑an yakuunuu ma'a alkhawaalifi wathaba'a allaahu 'alaa quluubihim fahum laa ya'lamuuna
Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu (untuk tidak ikut berperang), padahal mereka orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci hati mereka, sehingga mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka). [93]
— Kementerian Agama Republik Indonesia