فَاِنْرَّجَعَكَاللّٰهُاِلٰىطَاۤىِٕفَةٍمِّنْهُمْفَاسْتَأْذَنُوْكَلِلْخُرُوْجِفَقُلْلَّنْتَخْرُجُوْامَعِيَاَبَدًاوَّلَنْتُقَاتِلُوْامَعِيَعَدُوًّااِنَّكُمْرَضِيْتُمْبِالْقُعُوْدِاَوَّلَمَرَّةٍفَاقْعُدُوْامَعَالْخَالِفِيْنَ٨٣
fa‑in raja'aka allaahu ilaa thaa‑ifatin minhum fasta'dzanuuka lilkhuruuji faqul lan takhrujuu ma'iya abadan walan tuqaatiluu ma'iya 'aduwwan innakum radhiitum bilqu'uudi awwala marratin fauq'uduu ma'a alkhaalifiina
Maka jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka (orang-orang munafik), kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka katakanlah, "Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) sejak semula. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut (berperang)." [83]
— Kementerian Agama Republik Indonesia