وَّاَنَّاكُنَّانَقْعُدُمِنْهَامَقَاعِدَلِلسَّمْعِفَمَنْيَّسْتَمِعِالْاٰنَيَجِدْلَهٗشِهَابًارَّصَدًا٩
wa‑annaa kunnaa naq'udu minhaa maqaa'ida lilssam'i faman yastami'i al‑aana yajid lahu syihaaban rashadaan
dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya). [9]
— Kementerian Agama Republik Indonesia