وَاِنِّيْكُلَّمَادَعَوْتُهُمْلِتَغْفِرَلَهُمْجَعَلُوْٓااَصَابِعَهُمْفِيْٓاٰذَانِهِمْوَاسْتَغْشَوْاثِيَابَهُمْوَاَصَرُّوْاوَاسْتَكْبَرُوااسْتِكْبَارًا٧
wa‑innii kullamaa da'awtuhum litaghfira lahum ja'aluu ashaabi'ahum fii aadzaanihim wastaghsyaw tsiyaabahum wa‑asharruu wastakbaruu istikbaaraan
Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. [7]
— Kementerian Agama Republik Indonesia