وَبَيْنَهُمَاحِجَابٌوَعَلَىالْاَعْرَافِرِجَالٌيَّعْرِفُوْنَكُلًّابِسِيْمٰىهُمْوَنَادَوْااَصْحٰبَالْجَنَّةِاَنْسَلٰمٌعَلَيْكُمْلَمْيَدْخُلُوْهَاوَهُمْيَطْمَعُوْنَ٤٦
wabaynahumaa hijaabun wa'alaa al‑a'raafi rijaalun ya'rifuuna kullan bisiimaahum wanaadaw ash‑haaba aljannati an salaamun 'alaykum lam yadkhuluuhaa wahum yathma'uuna
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, "Salamun ‘alaikum" (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). [46]
— Kementerian Agama Republik Indonesia