وَلِكُلِّاُمَّةٍاَجَلٌفَاِذَاجَاۤءَاَجَلُهُمْلَايَسْتَأْخِرُوْنَسَاعَةًوَّلَايَسْتَقْدِمُوْنَ٣٤
walikulli ummatin ajalun fa‑idzaa jaa‑a ajaluhum laa yasta'khiruuna saa'atan walaa yastaqdimuuna
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. [34]
— Kementerian Agama Republik Indonesia