اَوْتَقُوْلُوْٓااِنَّمَآاَشْرَكَاٰبَاۤؤُنَامِنْقَبْلُوَكُنَّاذُرِّيَّةًمِّنْبَعْدِهِمْاَفَتُهْلِكُنَابِمَافَعَلَالْمُبْطِلُوْنَ١٧٣
aw taquuluu innamaa asyraka aabaa‑unaa min qablu wakunnaa dzurriyyatan min ba'dihim afatuhlikunaa bimaa fa'ala almubthiluuna
Atau agar kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya nenek moyang kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang (datang) setelah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu) yang sesat?" [173]
— Kementerian Agama Republik Indonesia