فَخَلَفَمِنْبَعْدِهِمْخَلْفٌوَّرِثُواالْكِتٰبَيَأْخُذُوْنَعَرَضَهٰذَاالْاَدْنٰىوَيَقُوْلُوْنَسَيُغْفَرُلَنَاوَاِنْيَّأْتِهِمْعَرَضٌمِّثْلُهٗيَأْخُذُوْهُاَلَمْيُؤْخَذْعَلَيْهِمْمِّيْثَاقُالْكِتٰبِاَنْلَّايَقُوْلُوْاعَلَىاللّٰهِاِلَّاالْحَقَّوَدَرَسُوْامَافِيْهِوَالدَّارُالْاٰخِرَةُخَيْرٌلِّلَّذِيْنَيَتَّقُوْنَاَفَلَاتَعْقِلُوْنَ١٦٩
fakhalafa min ba'dihim khalfun waritsuu alkitaaba ya'khudzuuna 'aradha haadzaa al‑adnaa wayaquuluuna sayughfaru lanaa wa‑in ya'tihim 'aradhun mitsluhu ya'khudzuuhu alam yu'khadz 'alayhim miitsaaqu alkitaabi an laa yaquuluu 'alaa allaahi illaa alhaqqa wadarasuu maa fiihi waalddaaru al‑aakhiratu khayrun lilladziina yattaquuna afalaa ta'qiluuna
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, "Kami akan diberi ampun." Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti? [169]
— Kementerian Agama Republik Indonesia