ذٰلِكَبِاَنَّهُمْاٰمَنُوْاثُمَّكَفَرُوْافَطُبِعَعَلٰىقُلُوْبِهِمْفَهُمْلَايَفْقَهُوْنَ٣
dzaalika bi‑annahum aamanuu tsumma kafaruu fathubi'a 'alaa quluubihim fahum laa yafqahuuna
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, maka hati mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti. [3]
— Kementerian Agama Republik Indonesia