وَكَذٰلِكَزَيَّنَلِكَثِيْرٍمِّنَالْمُشْرِكِيْنَقَتْلَاَوْلَادِهِمْشُرَكَاۤؤُهُمْلِيُرْدُوْهُمْوَلِيَلْبِسُوْاعَلَيْهِمْدِيْنَهُمْوَلَوْشَاۤءَاللّٰهُمَافَعَلُوْهُفَذَرْهُمْوَمَايَفْتَرُوْنَ١٣٧
wakadzaalika zayyana likatsiirin mina almusyrikiina qatla awlaadihim syurakaa‑uhum liyurduuhum waliyalbisuu 'alayhim diinahum walaw syaa‑a allaahu maa fa'aluuhu fadzarhum wamaa yaftaruuna
Dan demikianlah berhala-berhala mereka (setan) menjadikan terasa indah bagi banyak orang-orang musyrik membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan mereka dan mengacaukan agama mereka sendiri. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak akan mengerjakannya. Biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan. [137]
— Kementerian Agama Republik Indonesia