وَكَذَّبُوْاوَاتَّبَعُوْٓااَهْوَاۤءَهُمْوَكُلُّاَمْرٍمُّسْتَقِرٌّ٣
wakadzdzabuu wattaba'uu ahwaa‑ahum wakullu amrin mustaqirrun
Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya. [3]
— Kementerian Agama Republik Indonesia