فَاَوْجَسَمِنْهُمْخِيْفَةًقَالُوْالَاتَخَفْوَبَشَّرُوْهُبِغُلٰمٍعَلِيْمٍ٢٨
fa‑awjasa minhum khiifatan qaaluu laa takhaf wabasysyaruuhu bighulaamin 'aliimin
Maka dia (Ibrahim) merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). [28]
— Kementerian Agama Republik Indonesia