اَفَلَمْيَنْظُرُوْٓااِلَىالسَّمَاۤءِفَوْقَهُمْكَيْفَبَنَيْنٰهَاوَزَيَّنّٰهَاوَمَالَهَامِنْفُرُوْجٍ٦
afalam yanzhuruu ilaa alssamaa‑i fawqahum kayfa banaynaahaa wazayyannaahaa wamaa lahaa min furuujin
Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun? [6]
— Kementerian Agama Republik Indonesia