اَفَعَيِيْنَابِالْخَلْقِالْاَوَّلِبَلْهُمْفِيْلَبْسٍمِّنْخَلْقٍجَدِيْدٍ١٥
afa'ayiinaa bilkhalqi al‑awwali bal hum fii labsin min khalqin jadiidin
Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? (Sama sekali tidak) bahkan mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru. [15]
— Kementerian Agama Republik Indonesia