وَحَسِبُوْٓااَلَّاتَكُوْنَفِتْنَةٌفَعَمُوْاوَصَمُّوْاثُمَّتَابَاللّٰهُعَلَيْهِمْثُمَّعَمُوْاوَصَمُّوْاكَثِيْرٌمِّنْهُمْوَاللّٰهُبَصِيْرٌبِمَايَعْمَلُوْنَ٧١
wahasibuu allaa takuuna fitnatun fa'amuu washammuu tsumma taaba allaahu 'alayhim tsumma 'amuu washammuu katsiirun minhum waallaahu bashiirun bimaa ya'maluuna
Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), karena itu mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima tobat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. [71]
— Kementerian Agama Republik Indonesia