يَسْـَٔلُوْنَكَمَاذَآاُحِلَّلَهُمْقُلْاُحِلَّلَكُمُالطَّيِّبٰتُوَمَاعَلَّمْتُمْمِّنَالْجَوَارِحِمُكَلِّبِيْنَتُعَلِّمُوْنَهُنَّمِمَّاعَلَّمَكُمُاللّٰهُفَكُلُوْامِمَّآاَمْسَكْنَعَلَيْكُمْوَاذْكُرُوااسْمَاللّٰهِعَلَيْهِوَاتَّقُوااللّٰهَاِنَّاللّٰهَسَرِيْعُالْحِسَابِ٤
yas‑aluunaka maadzaa uhilla lahum qul uhilla lakumu alththayyibaatu wamaa 'allamtum mina aljawaarihi mukallibiina tu'allimuunahunna mimmaa 'allamakumu allaahu fakuluu mimmaa amsakna 'alaykum wa‑udzkuruu isma allaahi 'alayhi wattaquu allaaha inna allaaha sarii'u alhisaabi
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah, ”Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [4]
— Kementerian Agama Republik Indonesia