وَقَالَتِالْيَهُوْدُوَالنَّصٰرٰىنَحْنُاَبْنٰۤؤُاللّٰهِوَاَحِبَّاۤؤُهٗقُلْفَلِمَيُعَذِّبُكُمْبِذُنُوْبِكُمْبَلْاَنْتُمْبَشَرٌمِّمَّنْخَلَقَيَغْفِرُلِمَنْيَّشَاۤءُوَيُعَذِّبُمَنْيَّشَاۤءُوَلِلّٰهِمُلْكُالسَّمٰوٰتِوَالْاَرْضِوَمَابَيْنَهُمَاوَاِلَيْهِالْمَصِيْرُ١٨
waqaalati alyahuudu waalnnashaaraa nahnu abnaa‑u allaahi wa‑ahibbaa‑uhu qul falima yu'adzdzibukum bidzunuubikum bal antum basyarun mimman khalaqa yaghfiru liman yasyaa‑u wayu'adzdzibu man yasyaa‑u walillaahi mulku alssamaawaati waal‑ardhi wamaa baynahumaa wa‑ilayhi almashiiru
Orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali.” [18]
— Kementerian Agama Republik Indonesia