اَفَمَنْزُيِّنَلَهٗسُوْۤءُعَمَلِهٖفَرَاٰهُحَسَنًافَاِنَّاللّٰهَيُضِلُّمَنْيَّشَاۤءُوَيَهْدِيْمَنْيَّشَاۤءُفَلَاتَذْهَبْنَفْسُكَعَلَيْهِمْحَسَرٰتٍاِنَّاللّٰهَعَلِيْمٌبِمَايَصْنَعُوْنَ٨
afaman zuyyina lahu suu‑u 'amalihi faraaahu hasanan fa‑inna allaaha yudhillu man yasyaa‑u wayahdii man yasyaa‑u falaa tadzhab nafsuka 'alayhim hasaraatin inna allaaha 'aliimun bimaa yashna'uuna
Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. [8]
— Kementerian Agama Republik Indonesia