وَاقْصِدْفِيْمَشْيِكَوَاغْضُضْمِنْصَوْتِكَاِنَّاَنْكَرَالْاَصْوَاتِلَصَوْتُالْحَمِيْرِ١٩
waqshid fii masyyika wa‑ughdhudh min shawtika inna ankara al‑ashwaati lashawtu alhamiiri
Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." [19]
— Kementerian Agama Republik Indonesia