وَاِذْقَالَلُقْمٰنُلِابْنِهٖوَهُوَيَعِظُهٗيٰبُنَيَّلَاتُشْرِكْبِاللّٰهِاِنَّالشِّرْكَلَظُلْمٌعَظِيْمٌ١٣
wa‑idz qaala luqmaanu liibnihi wahuwa ya'izhuhu yaabunayya laa tusyrik billaahi inna alsysyirka lazhulmun 'azhiimun
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” [13]
— Kementerian Agama Republik Indonesia