اَوَلَمَّآاَصَابَتْكُمْمُّصِيْبَةٌقَدْاَصَبْتُمْمِّثْلَيْهَاقُلْتُمْاَنّٰىهٰذَاقُلْهُوَمِنْعِنْدِاَنْفُسِكُمْاِنَّاللّٰهَعَلٰىكُلِّشَيْءٍقَدِيْرٌ١٦٥
awalammaa ashaabatkum mushiibatun qad ashabtum mitslayhaa qultum annaa haadzaa qul huwa min 'indi anfusikum inna allaaha 'alaa kulli syay‑in qadiirun
Dan mengapa kamu (heran) ketika ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan musibah dua kali lipat (kepada musuh-musuhmu pada Perang Badar) kamu berkata, "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. [165]
— Kementerian Agama Republik Indonesia