فَتَقَطَّعُوْٓااَمْرَهُمْبَيْنَهُمْزُبُرًاكُلُّحِزْبٍبِمَالَدَيْهِمْفَرِحُوْنَ٥٣
fataqaththa'uu amrahum baynahum zuburan kullu hizbin bimaa ladayhim farihuuna
Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing). [53]
— Kementerian Agama Republik Indonesia