اِنْهُوَاِلَّارَجُلُِۨافْتَرٰىعَلَىاللّٰهِكَذِبًاوَّمَانَحْنُلَهٗبِمُؤْمِنِيْنَ٣٨
in huwa illaa rajulun iftaraa 'alaa allaahi kadziban wamaa nahnu lahu bimu'miniina
Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya. [38]
— Kementerian Agama Republik Indonesia