بِئْسَمَااشْتَرَوْابِهٖٓاَنْفُسَهُمْاَنْيَّكْفُرُوْابِمَآاَنْزَلَاللّٰهُبَغْيًااَنْيُّنَزِّلَاللّٰهُمِنْفَضْلِهٖعَلٰىمَنْيَّشَاۤءُمِنْعِبَادِهٖفَبَاۤءُوْبِغَضَبٍعَلٰىغَضَبٍوَلِلْكٰفِرِيْنَعَذَابٌمُّهِيْنٌ٩٠
bi'samaa isytaraw bihi anfusahum an yakfuruu bimaa anzala allaahu baghyan an yunazzila allaahu min fadhlihi 'alaa man yasyaa‑u min 'ibaadihi fabaa‑uu bighadhabin 'alaa ghadhabin walilkaafiriina 'adzaabun muhiinun
Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan. [90]
— Kementerian Agama Republik Indonesia