فَانْطَلَقَاحَتّٰٓىاِذَالَقِيَاغُلٰمًافَقَتَلَهٗقَالَاَقَتَلْتَنَفْسًازَكِيَّةًبِغَيْرِنَفْسٍلَقَدْجِئْتَشَيْـًٔانُكْرًا٧٤
fanthalaqaa hattaa idzaa laqiyaa ghulaaman faqatalahu qaala aqatalta nafsan zakiyyatan bighayri nafsin laqad ji'ta syay‑an nukraan
Maka berjalanlah keduanya; hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang anak muda, maka dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, "Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar." [74]
— Kementerian Agama Republik Indonesia