وَوُضِعَالْكِتٰبُفَتَرَىالْمُجْرِمِيْنَمُشْفِقِيْنَمِمَّافِيْهِوَيَقُوْلُوْنَيٰوَيْلَتَنَامَالِهٰذَاالْكِتٰبِلَايُغَادِرُصَغِيْرَةًوَّلَاكَبِيْرَةًاِلَّآاَحْصٰىهَاوَوَجَدُوْامَاعَمِلُوْاحَاضِرًاوَلَايَظْلِمُرَبُّكَاَحَدًا٤٩
wawudhi'a alkitaabu fataraa almujrimiina musyfiqiina mimmaa fiihi wayaquuluuna yaawaylatanaa maali haadzaa alkitaabi laa yughaadiru shaghiiratan walaa kabiiratan illaa ahshaahaa wawajaduu maa 'amiluu hadiran walaa yazhlimu rabbuka ahadaan
Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya," dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. [49]
— Kementerian Agama Republik Indonesia