كِلْتَاالْجَنَّتَيْنِاٰتَتْاُكُلَهَاوَلَمْتَظْلِمْمِّنْهُشَيْـًٔاوَّفَجَّرْنَاخِلٰلَهُمَانَهَرًا٣٣
kiltaa aljannatayni aatat ukulahaa walam tazhlim minhu syay‑an wafajjarnaa khilaalahumaa naharaan
Kedua kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang (buahnya) sedikit pun, dan di celah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai, [33]
— Kementerian Agama Republik Indonesia