لِلَّذِيْنَاسْتَجَابُوْالِرَبِّهِمُالْحُسْنٰىوَالَّذِيْنَلَمْيَسْتَجِيْبُوْالَهٗلَوْاَنَّلَهُمْمَّافِىالْاَرْضِجَمِيْعًاوَّمِثْلَهٗمَعَهٗلَافْتَدَوْابِهٖاُولٰۤىِٕكَلَهُمْسُوْۤءُالْحِسَابِوَمَأْوٰىهُمْجَهَنَّمُوَبِئْسَالْمِهَادُ١٨
lilladziina istajaabuu lirabbihimu alhusnaa waalladziina lam yastajiibuu lahu law anna lahum maa fii al‑ardhi jamii'an wamitslahu ma'ahu laftadaw bihi ulaa‑ika lahum suu‑u alhisaabi wama'waahum jahannamu wabi'sa almihaadu
Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhan, mereka (disediakan) balasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan-Nya, sekiranya mereka memiliki semua yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak itu lagi, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu. Orang-orang itu mendapat hisab (perhitungan) yang buruk dan tempat kediaman mereka Jahanam, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. [18]
— Kementerian Agama Republik Indonesia