وَكَذٰلِكَيَجْتَبِيْكَرَبُّكَوَيُعَلِّمُكَمِنْتَأْوِيْلِالْاَحَادِيْثِوَيُتِمُّنِعْمَتَهٗعَلَيْكَوَعَلٰٓىاٰلِيَعْقُوْبَكَمَآاَتَمَّهَاعَلٰٓىاَبَوَيْكَمِنْقَبْلُاِبْرٰهِيْمَوَاِسْحٰقَاِنَّرَبَّكَعَلِيْمٌحَكِيْمٌ٦
wakadzaalika yajtabiika rabbuka wayu'allimuka min ta'wiili al‑ahaadiitsi wayutimmu ni'matahu 'alayka wa'alaa aali ya'quuba kamaa atammahaa 'alaa abawayka min qablu ibraahiima wa‑ishaaqa inna rabbaka 'aliimun hakiimun
Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Mahabijak-sana. [6]
— Kementerian Agama Republik Indonesia