وَدَخَلَمَعَهُالسِّجْنَفَتَيٰنِقَالَاَحَدُهُمَآاِنِّيْٓاَرٰىنِيْٓاَعْصِرُخَمْرًاوَقَالَالْاٰخَرُاِنِّيْٓاَرٰىنِيْٓاَحْمِلُفَوْقَرَأْسِيْخُبْزًاتَأْكُلُالطَّيْرُمِنْهُنَبِّئْنَابِتَأْوِيْلِهٖاِنَّانَرٰىكَمِنَالْمُحْسِنِيْنَ٣٦
wadakhala ma'ahu alssijna fatayaani qaala ahaduhumaa innii araanii a'shiru khamran waqaala al‑aakharu innii araanii ahmilu fawqa ra'sii khubzan ta'kulu alththayru minhu nabbi'naa bita'wiilihi innaa naraaka mina almuhsiniina
Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur," dan yang lainnya berkata, “Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik. [36]
— Kementerian Agama Republik Indonesia