قُلْاَرَءَيْتُمْمَّآاَنْزَلَاللّٰهُلَكُمْمِّنْرِّزْقٍفَجَعَلْتُمْمِّنْهُحَرَامًاوَّحَلٰلًاقُلْاٰۤللّٰهُاَذِنَلَكُمْاَمْعَلَىاللّٰهِتَفْتَرُوْنَ٥٩
qul ara‑aytum maa anzala allaahu lakum min rizqin faja'altum minhu haraaman wahalaalan qul aallaahu adzina lakum am 'alaa allaahi taftaruuna
Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal." Katakanlah, “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (ten-tang ini) ataukah kamu mengada-ada atas nama Allah?” [59]
— Kementerian Agama Republik Indonesia