اَثُمَّاِذَامَاوَقَعَاٰمَنْتُمْبِهٖاٰۤلْـٰٔنَوَقَدْكُنْتُمْبِهٖتَسْتَعْجِلُوْنَ٥١
atsumma idzaa maa waqa'a aamantum bihi aal‑aana waqad kuntum bihi tasta'jiluuna
Kemudian apakah setelah azab itu terjadi, kamu baru mempercayainya? Apakah (baru) sekarang, padahal sebelumnya kamu selalu meminta agar disegerakan? [51]
— Kementerian Agama Republik Indonesia